Breaking News
- SMAN 2 BENGKULU
- Melodi Sejarah di Bandung: Menikmati Pesona Restoran Braga Era Klasik
- Menyisir Budaya Pasta: Pandangan Baru ke Spaghetti di Italia
- Identitas Kolonial: Jalan Braga Bandung Sebagai Magnet Belanja Sejarah
- Nasi Uduk Homemade: 5 Cara Menghidangkan Kenikmatan Otentik dari Rice Cooker
- Lintas Budaya: Kementerian Luncurkan Dashboard Gastrodiplomasi untuk Promosi Kuliner Indonesia
- Rayakan Akhir Tahun Berhemat: Diskon Restoran Kesayangan Bersama Bank Mandiri
- Petualangan Rasa Jogja: Eksplorasi Menu & Harga di Kandang Ingkung
- Keajaiban Tanah Bato: Jorong yang Terpancar dalam Festival Adat Dunia
- Kontroversi Proyek: Karna Suswandi dan Pembelajaran dari Pengakuan KPK
Fakta Unik: Ketika Penguin Juga Bisa Mengalami 'Perceraian'
Fakta Unik: Ketika Penguin Juga Bisa Mengalami 'Perceraian'

Keterangan Gambar : Penguin kerap "bercerai" setelah gagal reproduksi. (Ap Photo/Wong Young Lee)
Jakarta, smkn1tamora.sch.id - Masalah kesuburan yang sering menjadi penyebab stres dalam hubungan manusia dengan pasangannya, ternyata juga dialamai hewan penguin. Studi selama 10 tahun menemukan, meskipun penguin dikenal sering setia seumur hidup, kondisi ini tidak menghalangi beberapa dari mereka untuk “bercerai” atau mencari pasangan lain.
Dilansir dari Metro.co.uk, Selasa (21/1/2025), penelitian yang dilakukan pada koloni penguin kecil di Pulau Philip selama 13 musim berkembang biak mengungkapkan, "perceraian" cukup umum terjadi. Perilaku ini sering dipicu oleh kegagalan dalam musim berkembang biak sebelumnya, yang mendorong salah satu atau kedua penguin mencoba peruntungan dengan pasangan baru.
Menurut penulis studi tersebut, Richard Reina dari Monash University, penguin cenderung tetap bersama pasangan mereka di saat-saat yang baik, meskipun sedikit perselingkuhan tetap terjadi. Namun, setelah musim berkembang biak yang buruk, penguin sering beralih ke pasangan lain untuk meningkatkan peluang sukses reproduksi.
BACA JUGA
Lebih dari 100 Gunung Berapi Tersembunyi di Antartika Berpotensi Meletus
“Pada musim yang baik, mereka umumnya tetap setia pada pasangan mereka, meski ada beberapa hanky-panky di sana-sini. Namun, setelah musim reproduksi yang buruk, mereka mungkin mencari pasangan baru untuk meningkatkan peluang berkembang biak di musim berikutnya," kata Richard Reina.
Sayangnya, upaya untuk mencari pasangan baru ini sering kali tidak membuahkan hasil. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Ecology and Evolution menunjukkan keberhasilan berkembang biak setelah "perceraian" cenderung lebih rendah dibandingkan pasangan yang tetap bersama.
BACA JUGA
Periode Gen Alpha Selesai, Lahirnya Generasi Beta yang Akan Mengubah Dunia Dimulai pada 2025
Penguin yang bercerai harus menghabiskan waktu untuk mencari pasangan baru dan melakukan ritual perkenalan, yang menyebabkan keterlambatan atau bahkan kegagalan reproduksi.
Studi ini juga mencatat, dari sekitar 1.000 pasangan penguin yang diamati, terdapat 250 "perceraian" dalam periode sepuluh tahun.
Para ilmuwan menekankan, memahami dampak negatif perceraian pada penguin sangat penting untuk upaya konservasi. Faktor ini harus diperhitungkan bersama dengan tekanan lingkungan dan hilangnya habitat saat memprediksi tren populasi penguin.
PenguinReproduksi Penguin